Visitors

Internet "Aku berhutang budi kepada Pak Cokro dan...aku mencintai Utari. Walau hanya sedikit. Bagaimana pun, bila menurutmu aku perlu m...

Utari 'Janda Perawan'

Internet
"Aku berhutang budi kepada Pak Cokro dan...aku mencintai Utari. Walau hanya sedikit. Bagaimana pun, bila menurutmu aku perlu menikahi Utari guna meringankan beban dari orang yang kupuja itu, itu akan kulakukan." 

Hubungan Bung Karno dan Cokroaminoto pada akhirnya bukan saja hubungan anak kos dan bapak kos, murid dan guru, namun berujung pada hubungan menantu dan mertua. 

Sepeninggal istri yang sangat dicintainya, ibu Suharsikin Cokroaminoto kata Bung Karno tampak tertekan. Anak-anaknya masih kecil, sehingga beliau memutuskan pindah rumah. Itu pun ternyata tidak serta merta mengembalikan hari-harinya seperti yang sudah-sudah. 

Karena itu salah seorang saudara Cokroaminoto mendatangi Bung Karno dan memintanya untuk membantu Cokroaminoto. 

"Dengan segala senang hati aku mau mengerjakan sesuatu, supaya dia dapat tersenyum lagi. Tapi apa yang dapat kulakukan? Aku tidak bisa menjadi istri Pak Cokro." 

Singkat cerita, Bung Karno menikahi Siti Utari yang saat itu masih berusia 16 tahun dan Bung Karno memasuki usia 21 tahun. 

Namun, menurut Bung Karno pernikahan mereka adalah kawin gantung, artinya tidak pernah ada percampuran di antara mereka. Karena menurut Bung Karno Utari masih anak-anak. 

"Aku boleh saja dianggap tukang bercinta, tetapi aku bukanlah pembunuh seorang remaja."

Maka ketika Bung Karno berangkat ke Bandung melanjutkan kuliah ke THS atau ITB sekarang, ia menceraikan Utari. Perkawinan gantung mereka hanya berlangsung 2 tahun. 

Tetapi ada yang mempertanyakan apakah benar seorang Bung Karno tidak pernah menggauli Utari? Apakah benar Utari seorang "Janda Perawan?" 

Entahlah. 

Bertahun silam saya ke makam Bung Karno di Blitar, menyaksikan foto yang kata orang jantungnya masih berdegub itu. Jangankan menjawab pertanyaan yang macam-macam, sekedar say hello saja ia tidak respon. (Senin, 20 Juni 2022)

0 komentar: