Visitors

Mudah saja bagi Tenzing Norgay mengatakan bahwa mencapai puncak gunung Everest bukanlah cita-citanya, tetapi adalah impian dari Edmund Hilla...

Siapa Sherpa Kita?

Mudah saja bagi Tenzing Norgay mengatakan bahwa mencapai puncak gunung Everest bukanlah cita-citanya, tetapi adalah impian dari Edmund Hillary. Karena itu selakah lagi menjelang puncak gunung tertinggi di dunia tersebut kesempatan lalu dia berikan pada Edmund Hillary.

Namun, sejarah tahun 1953 itu tidak saja mencatat siapa orang pertama yang menginjakkan kakinya ke puncak gunung yang tingginya 8.848 m itu, tetapi juga yang tidak bisa dilupakan orang adalah seorang sherpa atau pemandunya.

Lalu siapa sherpa kita? Yang merelakan kita lebih 'tampak' sukses dari pada mereka?

Saya menjawab adalah orang tua.

Merekalah yang tinggal di sudut kampung sana, nun di hutan belantara, yang tersentak dari tidurnya bersamaan kokok ayam jantan, lalu mereka iringi hari dengan bekerja keras tanpa keluh dan kesah. Mereka hidupi kita dengan keringat, air mata dan doa-doa.

Lalu siapa sherpa kita?

Saya menjawab adalah guru.

Mereka yang mengajarkan pengetahuan dan laku hidup untuk kita lebih bisa melihat terang dan gelapnya kehidupan, lurus dan bengkok perjalanan. Guru-guru yang kami datang ke rumah mereka menjelang Maghrib dan selepas Isya, lalu mereka sediakan waktu untuk kami yang minta diajarkan satu dua kalimat dari kitab-kitab. Terkadang hingga malam merangkak larut dan hari berganti baru mereka sudahi di tengah menahan kantuk, tidak jarang kami pijiti tangan, pundak dan kakinya.

Orang tua dan guru adalah 'Tuhan' berwajah manusia.

"Bila orang tuamu" ujar Buya Aidarus Ghani seperti diceritakan kembali oleh Dr. Kadar Dekan FTK UIN Suska Riau, "Menurunkanmu dari langit ke bumi, maka gurumu menaikkanmu dari bumi ke langit." (Wamdi)

0 komentar: