Visitors

Terenyuh membaca cerita seorang suami mengikat tali sepatu istrinya di sebuah kereta bawa tanah Kota Chengdu-Cina. Setelah dia benarkan ia...

Merawat Rumah Tangga

Terenyuh membaca cerita seorang suami mengikat tali sepatu istrinya di sebuah kereta bawa tanah Kota Chengdu-Cina. Setelah dia benarkan ia menundukkan badannya buat memasangkan kembali ke kaki sang istri.

Ada netizen yang komen, "Tidak peduli berapa usiamu, istrimu harus selalu menjadi puterimu."

Apa mungkin, kadang terbetik tanya bila melihat kembali kisah cinta presiden ketiga Indonesia, mendiang pak Habibie dan istrinya Ainun yang berlangsung 48 tahun dan hanya bisa direnggangkan oleh kematian. Bahkan sepeninggal ibu Ainun pak Habibie tidak pernah absen setiap jumat menziarahi makamnya. Dan baru berhenti ketika ia pun menyusul pada tahun lalu, 11 September 2019.

Bahkan bukti yang masih hidup, tahun ini 53 tahun usia pernikahan pak JK dan ibu Mufidah, 3 tahun lalu syukuran pernikahan emas mereka, pak JK menulis dan membacakan puisi "Setengah Abad yang Indah"

Berikut potongannya:

Di hari minggu yang sama setengah abad yang lalu

Kita duduk bersanding dengan penuh bahagia

Di Aula Hotel Negara Makassar, yang pada waktu itu cukup terpandang

Setelah paginya akad nikah dirumahmu yang dipenuhi para keluarga

Itu hari terindah dalam hidupku
 


Lalu, apa rahasianya mereka bertahan ya?

Apa mereka tidak punya masalah? Ndak mungkin.

Pak Habibie menyebut di bukunya bahwa di antara rahasianya adalah kompromi atau kerja sama dan juga saling keterbukaan.

Memang dua perkara itu kalau tidak dikelola dengan baik bisa menjadi percikan api. Pasangan-pasangan yang membagi secara kaku tugas mereka, bahwa suami hanya mencari nafkah di luar sana, sementara istri bereskan semua soal rumah.

Atau juga ketertutupan masing-masing pasangan, baik masalah finansial atau kenalan dan relasi. Seperti balon udara yang kian lama kian membesar dan hanya menunggu waktu kapan meledaknya.

Bukan juga berarti, bahwa kalau kita kerja sama dan saling terbuka tidak ada masalah, tetapi potensi persoalan sedikit banyak bisa diminimalisir. Dan yang namanya masalah suami istri, cekcok, pertengkaran, kata orang adalah bunga rumah tangga, adalah ombak dari lautan yang harus diarungi sepanjang pelayaran.

Saya dengan istri di rumah tidak terhitung sudah berapa kali bertengkar.

Ssst, saya kasih tahu ya, tapi jangan cerita ke siapa-siapa.

Semakin seru pertengkaran kami, semakin dalam kami tenggelam dalam kemesraan.

Uhuk. (Wamdi Jihadi)

0 komentar: