Pada dahulu kala pernah terjadi bahwa seekor gajah kabur dari hutan.
Lalu ada yang bertanya: "Mengapa kamu kabur?"
Kata Gajah: "Gawat! Singa bertekad akan membunuh semua jerapah yang ada di hutan!."
"Lho kamu-kan gajah bukan jerapah, apa masalahnya?."
Jawab gajah : "Ya aku tahu itu, aku memang gajah bukan jerapah. Tapi masalahnya singa menugaskan keledai untuk menjalankan rencana itu.
Cerita fabel di atas semakin meneguhkan keyakinan kita bahwa bila perkara diserahkan pada keledai maka tidak ada lagi harapan, di matanya semua sama, semua rata.
Kepemimpinan keledai bukanlah kepemimpinan pikiran, apalagi hati. Keledai memimpin dengan kebodohan, dengan pikiran kosong, memakai istilah Rocky dengan kedunguan. Di hadapannya bukan benar salah menjadi ukuran, tetapi selera, enak atau tidak. Atau justeru di bawah itu lagi, benar-benar kelam.
Sama pentingnya adalah kita, bahwa di alam demokrasi ini jangan menjadi pemilih seperti keledai. Bidalan yang masih hidup hingga saat ini adalah supaya kita jangan seperti keledai yang terjatuh dua kali atau berkali-kali ke dalam lubang yang sama.
Demokrasi itu adalah permainan orang-orang cerdas, baik pemilih mau pun yang dipilih. Sebab dengan pikiranlah, juga hati nurani perobahan dan perbaikan selalu menjadi opsi bahkan obsesi segenap anak bangsa.
Namun, bila pikiran dan hati dikesampingkan, maka malapetaka bagi keduanya. Pemimpin silih berganti, tetapi yang ada hanyalah rakyat yang terlempar dari mulut harimau untuk kemudian tercampak ke mulut buaya. Silih bergantinya presiden, gubernur, walikota dan bupati yang kita pilih di bilik suara kita seperti memberikan pedang atau senapan supaya disembelihkan atau didor ke kepala kita sendiri.
Tapi tunggu, tunggu.
Di akhir abad ke-20 para ahli binatang pernah berkumpul di Landon dan salah satu yang mereka bincangkan apakah betul keledai adalah binatang yang paling bodoh?
Ternyata kesimpulannya tidak, maka pepatah dan bidalan saatnya dirobah, bahwa "Keledai saja tidak jatuh ke lobang yang sama sebanyak dua kali."
Maka, jangan melebihi keledai. (Wamdi Jihadi)
Pada dahulu kala pernah terjadi bahwa seekor gajah kabur dari hutan. Lalu ada yang bertanya: "Mengapa kamu kabur?" Kata Gaja...
Jangan Melebihi Keledai
About author: https://wamdijihadi.blogspot.com/
Cress arugula peanut tigernut wattle seed kombu parsnip. Lotus root mung bean arugula tigernut horseradish endive yarrow gourd. Radicchio cress avocado garlic quandong collard greens.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: