Visitors

Apa yang 'gila' di luar sana, akhirnya terjadi juga di Rohul, kampung tempat kelahiran saya. Adalah ibu Rica usia 31 tahun, warg...

Ibu Rica, Tragedi Kemanusiaan Kita

Apa yang 'gila' di luar sana, akhirnya terjadi juga di Rohul, kampung tempat kelahiran saya.

Adalah ibu Rica usia 31 tahun, warga Langgak-Tandun yang mesti berurusan dengan polisi sebab laporan Arison Simbolon terkait pencurian 3 tandan sawit yang dilakukan ibu Rica pada Sabtu, 30 Mei 2020 lalu.

Pencurian itu memang kesalahan.

Lalu melaporkan orang yang mencuri pada yang berwenang juga tepat dan tidak ada salahnya, sikap warga di negara hukum.

Namun, simaklah dulu alasannya:

"Memang saya tidak ditahan, di tangguhkan oleh warga dan RT selama ini. Saya juga terpaksa mengambil atau mencuri buah sawit itu untuk digunakan beli beras" demikian Riau Smart merilis cerita ibu dari 3 orang anak yang masih kecil itu.

Terpaksa.

Tidak ada beras.

Itulah kata-kata yang mestinya memutar arah perasaan manusia yang hidup raga dan jiwanya untuk mengambil sikap sebaliknya, membantu bukan justeru melaporkan perkara 3 tandan sawit yang bila diuangkan tidak sampai seratus ribu itu.

Belum lagi kebun itu adalah milik PTPN V Sei Rokan, salah satu BUMN yang memang di antara kewajibannya ikut terlibat meningkatkan kesejahteraan warga tempatan.

Tetapi laporan terus berlanjut, perusahaan hingga kini tidak minat mencabutnya, sepertinya kerugian besar telah terjadi.

Padahal yang rugi besar itu adalah kita semua.

Peroleh luka di tubuh kemanusiaan.

Peroleh perusahaan yang tidak berprikemanusiaan.

Peroleh pemimpin yang sepertinya penuh kepedulian. (Wamdi Jihadi)

0 komentar: