Anak muda yang satu ini harus saya tuliskan, kalau tidak bisa jadi saya berdosa tidak memberikan alternatif contoh pada generasi muda kita yang kian hari kian kekeringan telaga keteladanan tempat di mana mereka bisa bercermin.
Namanya Muhammad Ridwan, belakangan dia tambahkan kata "El-Mughomieru" yang berarti "Petualang" atau "Orang yang suka berpetualang."
Sehingga jadilah Muhammad Ridwan El-Mughomieru, namun dia lebih sering memakai Ridwan El-Mughomieru saja.
"Itu nama pena" katanya, karena memang dia aktif juga dalam hal tulis menulis, bisa pembaca nikmati laman blognya http://ridwanelmughomieru.com. Bahkan tahun 2018 lalu teman-temannya mendaulatnya sebagai Ketua FLP Turki. Dan setahun kemudian dia pun menelurkan buku solo pertamanya yang berjudul "Secangkir Teh Turki Goresan Perantau di Anatolia."
Tetapi, El-Mughomieru dalam makna sebenarnya kini juga tengah dijalaninya. Walaupun besar dalam keluarga yang kesusahan secara ekonomi, yatim sejak usia 7 tahun, namun mimpi dan cita-cita kelak membawa kakinya melanglangbuana ke berbagai negara.
"Sewaktu kecil banyak bantuan dari masjid sekitar rumah. Ibu pun ikut majelis taklim dilima masjid, dan dari masjid-masjid itulah kami dapat santunan, bervariasi ada per tahun, per semester, dan bahkan per bulan."
Setamat dari al-Ihsan Boarding School (IBS Riau) 2014 dengan modal telah menyelesaikan 30 juz hafalan Qur'an ia coba tes beasiswa Turky Burslari, lulus dan melanjutkan kuliah ke Suleyman Demirel University pada jurusan Ilahiyat.
Aktif juga di PPI Turki, terlibat sebagai penerjemah pada program kemanusiaan Uyghur, dan 3 tahun terakhir setiap Ramadan selalu menggalang dana di Turki untuk pelaksanaan buka bersama anak-anak yatim di sekitar perumahan tempat tinggal ibunya di Sidomulyo Tampan sana.
Bagai angin, Sang El-Mughomieru terus menderu ke berbagai penjuru. Magang (internship) di akhir kampusnya ia tuntaskan 2 bulan di Masjid Stheilshoop, Hamburg Jerman.
Melanglang buana ke Maroko, Yordania, Saudi Arabia, Prancis, Spanyol, menyusuri jejak kegemilangan Islam yang dulu kami para guru hanya menceritakan buku di kelas-kelas saung mereka.
Kini, ia tengah menekuni studi S2-nya di İstanbul Sabahattin Zaim Üniversitesi, juga diamanahkan sebagai Direktur Madrasah Qur'an Al-Fatih.
"Ke depannya saya ingin bisa berkontribusi banyak ke masyarakat, karena saya lahir dari masyarakat. Bahkan, sebagian daging yang ada di badan ini dari beras dan uang santunan yang mereka berikan," pungkasnya.
El-Mughomieru
Teruslah berpetualang
Teruslah menjelajah
Tetapi untuk kembali pulang
Untuk kembali ke rumah
Barakallah Akhi ridwan. Jazakallah khoiron sudah menjadi perantara untuk kisah inspiratif ini Ust Wandi.
BalasHapusNantikan edisi inspiratif berikutnya 🙂
HapusKeren
BalasHapusTerima kasih
HapusSuper Bro
BalasHapus