Visitors

Belakangan ketika virus Covid-19 ini telah menjalar ke mana-mana, beberapa daerah menerapkan PSBB, termasuk di ujung-ujung adalah Kabupate...

Politisi dan Kesadaran Medsos

Belakangan ketika virus Covid-19 ini telah menjalar ke mana-mana, beberapa daerah menerapkan PSBB, termasuk di ujung-ujung adalah Kabupaten Kampar. Namun, belum lagi berjalan 14 hari sudah kasak kusuk pula soal New Normal.

Tetapi di lapangan, mau PSBB atau New Normal masyarakatlah yang merasakan dampak utama dari situasi yang entah kapan berakhirnya ini.

Namun, yang mau saya ceritakan adalah riset kecil-kecilan yang saya lakukan di media sosial, khususnya di Facebook dan Instagram. Risetnya simpel, terkait anggota DPRD Dapil V Kecamatan Perhentian Raja dan Kecamatan Siak Hulu yang memiliki akun media sosial dan baik lagi kalau masih aktif.

Inisiatif ini muncul di tengah wabah, karena saya ingin melihat 'kehadiran' mereka di tengah warga.

Jumlah anggota DPRD terhormat dari Dapil V ini ada 6 orang; Jamaan, Anotona Nazara ,SH, MH, Iib Nursaleh, S.Kom, Ali Sobirin, SAg, Muhammad Anshor, S.Ag, MPd, dan Tony Hidayat.

Hasilnya, dari 6 orang yang terpilih pada 2019 lalu itu, 4 orang yang memiliki akun Facebook. Dan dari 4 orang itu yang betul-betul update day by day tidak ada.

Sementara untuk akun Instagram, dari 6 hanya 3 yang memiliki.

Aktif semua?

Tidak.

Ada yang upload seminggu yang lalu untuk sekedar ucapan selamat lebaran dan mohon maaf.

Tapi jadilah.

Mungkin juga saya yang belum bisa mendeteksi nama-nama mereka versi medsos, namun setelah berulang kali dicoba tetap tidak nongol. Ada yang namanya sama, tetapi melihat foto dan apa yang diupload rasanya tidak mungkin.

Dari riset kecil-kecilan itu saya cuma mau menyampaikan bahwa medsos bagi seorang politisi itu sangat penting. Di samping sebagai sarana untuk menunjukkan pada konstituen bahwa kita melakukan sesuatu dari apa yang telah mereka amanahkan, juga bisa sebagai sarana untuk menyerap aspirasi dari mereka yang mungkin sulit bertemu dengan kita.

Bahwa secara berkala ada Reses, itu soal lain. Harap dicatat bahwa saya tidak pada kapasitas mengatakan bahwa anggota dewan yang tidak punya dan update kegiatan di medsos tidak bekerja, tentu sekali lagi tidak. Tetapi, ruang medsos ini bagian yang suitable dengan alam demokrasi kita saat ini. Media sosial ini bahkan bisa menjadi semacam konferensi pers para politisi, sisi lainnya juga membentuk komunikasi dua arah, sebuah komunikasi yang dibutuhkan di era keterbukaan ini.

Pada pemilu 2019 lalu CNN merilis bahwa pemilih milenial Indonesia secara umum 44.7 persen, apalagi 2024 besok. Dan ingat, bahwa mereka banyak berumah di dunia maya.

Karena itu, ada teman saya anggota dewan yang tidak hanya update medsos, no Hp-nya pun disebar. Maka jangan sampai terjadi anggota dewan leave dari WAG hanya sebab cemas lalu lalangnya tanya dan kritik warga.

Mereka yang mengambil mandat dari rakyat mesti membuka diri pada rakyat, karena butiran nasi yang mereka suap adalah tetes keringat rakyat.

Tanya Pak Wamdi?

Ya.

Ada nggak dari beberapa akun itu yang aktifnya cuma di masa pemilu?

Ssst, Sampeyan cek aja sendiri.

1 komentar:

  1. Jangankan medsos, digrup WA pun tak mau dia bergabung.... Wakil rakyat, ooooh wakil rakyat..... Menyedihkan

    BalasHapus