"Seakan diatur oleh tangan yang lebih kuasa, masa hidupnya bagaikan satu kali putaran matahari. Ayah dilahirkan menjelang fajar menyingsing di kala panggilan sembahyang subuh sedang berkumandang di surau-surau Kota Bukit Tinggi, dan wafat setelah tenggelamnya matahari, menjelang berakhirnya waktu magrib."
Demikian di antara potongan kalimat yang dituliskan oleh Halida Nuriah atau Halida Hatta menggambarkan kepergian ayahnya Bung Hatta yang sepertinya hanya berumur sehari dalam buku "Bung Hatta, Pribadinya dalam Kenangan."
Sosok pejuang diplomasi, gemar membaca dan menulis sedari dini, peletak koperasi sebagai sokoguru ekonomi, anti pada korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, dan berani meletakkan sumpahnya bahwa tidak akan menikah sebelum Indonesia merdeka. Sebuah janji yang tentunya tidak bisa dilakukan sembarang orang, sebab dia mempersonalifikasikan masalah besar bangsa pada dirinya sendiri.
Pun bila kita baca buku "Untuk Negeriku" sebuah otobiografinya, Bung Hatta hanya menuliskan 3 jilid kisah hidupnya:
"Bukit Tinggi, Rotterdam Lewat Betawi"
"Berjuang dan Dibuang"
"Menuju Gerbang Kemerdekaan"
Maka relatif setelah itu Bung Hatta tidak lagi menulis tentang dirinya. Seakan ia ingin mewariskan sebuah prinsip pada kita bahwa nilai sesungguhnya diri kita itu adalah pada saat perjuangan.
Dan hari-hari ini, setelah 40 tahun kepergiannya binar cahaya kepribadiannya tetap saja masih menerangi kita, dan itu jugalah yang membuat kita terus menggantungkan harapan ke langit sana disaat bumi ini dipenuhi oleh generasi penikmat, bahkan cenderung penghancur dalam siklus peradabannya Ibnu Khaldun.
"Tiba-tiba kita rindu pada Bung Hatta
Pada stelan jas putih dan pantolan putihnya
Simbol perlawanan pada disain hedonisme dunia
Tidak sudi berhutang
Kesederhanaan yang berkilau gemilang"
(Taufiq Ismail, potongan sajak "Rindu pada Stelan Jas Putih dan Pantolan Putih)
(Rabu, 27 Mei 2020)
"Seakan diatur oleh tangan yang lebih kuasa, masa hidupnya bagaikan satu kali putaran matahari. Ayah dilahirkan menjelang fajar menyi...
Binar Cahaya Bung Hatta
About author: https://wamdijihadi.blogspot.com/
Cress arugula peanut tigernut wattle seed kombu parsnip. Lotus root mung bean arugula tigernut horseradish endive yarrow gourd. Radicchio cress avocado garlic quandong collard greens.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: