Masih
ingat kapan terakhir kali kita main jungkat-jungkit?
Di
banyak taman bermain anak-anak kita dengan mudah akan menjumpainya; sekolah,
lokasi outbond dan tentunya di mana-mana TK. Terakhir saya bermain benda
tersebut sekitar 2 bulan yang lalu di sekolah Tabarak tempat Amirul Mukminin
anak tertua saya belajar.
Bisa
dipastikan bahwa keseimbangan dibutuhkan dalam permainan ini, atau paling tidak
mesti di dorong dengan menghentakkan kaki ke tanah bagi yang bobot tubuhnya
lebih berat, sebab kalau tidak permainan pasti berakhir seketika. Hukum
utamanya siapa yang lebih ringan dialah yang terangkat.
Berbeda
dengan foto yang saya share pada diskusi di grup Whatsaap Kelas
Literasi tadi malam, sebuah foto tepatnya gambar patung jungkat jungkit yang
justeru orang gemuklah yang terangkat, sementara seorang anak kecil yang duduk
ditemani beberapa buah buku duduk sebagai ‘pemenang’ di seberangnya.
“Inspirasi
apa yang saudara peroleh?” tanya saya sebagai pembuka diskusi setelah berbagi
gambar tersebut.
Dibanyak
artikel literasi kita dengan mudah sekali menemukan foto ini. Sepertinya patung
tersebut terletak di Negeri Sakura sana, dan dengan adanya patung itu
masyarakat Jepang ingin meneguhkan budaya baca mereka yang telah
beruratberakar.
“Karena
itu patung maka bisa saja yang terangkat adalah orang yang gemuk, kalau di
dunia nyata tidak akan!” mungkin ada yang berkomentar demikian. Tetapi sesungguhnya
ini bukan perkara patung tidak patung, namun pesan utamanyalah yang harus
ditangkap, bahwa kualitas seseorang itu ditentukan oleh sebanyak apa dia membaca.
“John
F. Kennedy was a voracious reader,” demikian Peter Grier menggambarkan Presiden
Amerika ke-35 itu, dan buku-buku sejarah adalah kegilaan utamanya.
Sementara
Chen Wei asisten utama Jack Ma menuliskan kebiasaan yang tidak pernah
ditinggalkan oleh oleh Godfather Bisnis Cina tersebut, “Tas tangan Jack
Ma selalu penuh buku-buku yang silih berganti.”
Bagaimana
dengan kita?
Mungkin
sudah lama kita tidak bermain jungkat-jungkit, tetapi bila kita pungut makna
dari sepotong gambar patung tersebut maka sebetulnya kita tiap hari
berjungkat-jungkit, apakah kita terjungkat hari ini atau terjungkit? Jawabannya
apakah kita membaca hari ini atau tidak sama sekali.
Memangnya
mana jungkat dan mana jungkit? Silahkan dengar suaranya.
Baca Juga:
Doktor Wilaela
Doktor Wilaela
0 komentar: