Visitors

Tidak berapa lama berada di perpustakaan UMRI saya pun keluar untuk melanjutkan perjalanan. Walau pun sebentar berada di sana tetapi...

Perpustakaan Masjid Raudhatul Jannah



Tidak berapa lama berada di perpustakaan UMRI saya pun keluar untuk melanjutkan perjalanan. Walau pun sebentar berada di sana tetapi saya menemukan dua buku untuk kemudian saya berkeinginan memilikinya. Pertama buku “Arief Rachman Guru” dan yang kedua buku “Ombak Sekanak” yang merupakan otobiografi dari bapak Rida K Liamsi. Kebetulan dengan penulis buku yang kedua saya kenal dan menyimpan nomor Whatshapp-nya maka langsung saja saya kirim pesan bertanya bagaimana bisa memperoleh buku tersebut, karena terus terang kita yang berada di daerah ini lebih mudah memperoleh buku-buku terbitan orang-orang di Ibu Kota sana ketimbang buku para penulis yang berasal dari daerah sendiri. Berselang 10 Menit kemudian penulis buku tersebut memberikan alamat di mana buku bisa diperoleh, “Dan kalau tidak ada,” katanya, “Nanti saya kirimkan,” sepertinya lebih menarik yang ini, hehe.



Tujuan berikut saya adalah ke perpustakaan masjid Raudatul Jannah yang juga berada di jalan Tambusai atau Nangka. Setahun lebih saya tidak ke sini, dulu sempat terbaca bahwa masjid ini memiliki perpustakaan, tetapi sayang ketika itu tidak buka.

Masjid ini bangunannya sangat megah, berbentuk kubus dengan tampilan berwarna putih. Terdiri dari dua lantai dan dengan fasilitas yang sangat lengkap, termasuk perpustakaan yang terletak di lantai dua. Tetapi di pintu utama lantai satu sudah ada pamplet yang menginformasikan keberadaannya. 

“Bapak naik ke lantai dua dan langsung menuju ke bagian depan sebelah kiri,” demikian petugas jaga menyampaikan. Dan karena saya datang hampir pukul 15.00 maka sesuai dengan apa yang tertera di pintu masuk, sebab jadwal kunjung perpustakaan di masjid ini di pisah antara laki-laki dan perempuan. Dari pukul 08.15-12.00 adalah waktu kunjung bagi kaum wanita (akhwat), sementara 13.30-16.00 kesempatan bagi pria (ikhwan).



Ruangan perpustakaannya memanjang, sepertinya disesuaikan dengan kebutuhan ruang sholat yang lebih diutamakan, apalagi bagian depan lantai dua tersebut memang tidak ada lantainya sehingga jamaah di tingkat dua (wanita) bisa memandang imam dan shaf bagian terdepan.

Salam saya disambut oleh seorang penjaganya, dan mulai saya mengitari seisi ruang tersebut. Karena memang perpustakaan masjid maka boleh dikatakan semua buku di sini terkait pengetahuan agama, tidak akan dijumpai di sini novel atau buku-buku puisi. Buku-buku terjemahan juga mendominasi, seperti “Al Bidayah wa An Nihayah” karya Ibnu Katsir, “Fathul Baari” karya Ibnu Hajar al-Asqalani, “Ensiklopedi Sahabat” karya Mahmud Al-Mishri, dan banyak lagi buku-buku lainnya. Walaupun belum semua rak terisi dengan buku, tetapi buku-buku yang ada rata-rata buku baru, bahkan ada yang belum dibuka plastiknya.



Perpustakaan ini juga belum mengeluarkan Kartu Perpustakaan bagi para peminjam, semoga ya ke depannya. Tetapi di ruang ini tersedia meja dan kursi baca yang menarik dan memikat untuk duduk berlama-lama, ditambah lagi ruangannya full AC. Mari berkunjung.




0 komentar: