Visitors

Deklarasi Malang Bismillahirrahmanirrahim, Didasari keprihatinan mendalam terhadapa krisis Nasional yang melanda negeri ini, dan di...

Hari-hari Bersama KAMMI (bagian 22)

Deklarasi Malang
Bismillahirrahmanirrahim,

Didasari keprihatinan mendalam terhadapa krisis Nasional yang melanda negeri ini, dan didorong tanggung jawab moral terhadap penderitaan rakyat yang masih terus berlangsung, serta itikad baik untuk berperan aktif dalam proses perubahan dan perbaikan, maka kami segenap mahasiswa muslim Indonesia mendeklarasikan lahirnya:
“Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMMI)”
Selanjutnya, KAMMI menempatkan diri sebagai bagian tak terpisahkan dari rakyat dan akan senantiasa berbuat untuk kebaikan bangsa dan rakyat Indonesia.
Malang, 29 Maret 1998
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)
Dewan Pengurus,
Ketua Umum,                                                                     Sekretaris Umum,
ttd                                                                                             ttd
Fahri Hamzah                                                                          Haryo Setyoko

Pertemuan Forum Silaturrahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) ke X di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu betul-betul menyisakan sejarah tersendiri bagi para aktivis dakwah kampus dan tentunya juga nanti bagi bangsa ini secara umum. Memang bukan hasil keputusan FSLDK lahirnya KAMMI tersebut, tetapi tetaplah mereka-mereka itu yang memiliki keresahan yang sama melihat situasi Nasional, lalu menyempatkan, memutuskan untuk membentuk Tim Formatur khusus yang beranggotakan 8 orang.

Dan hasilnya, pada siang Ahad itu pukul 13.30 (setelah agenda FSLDK ditutup secara resmi), tanggal 29 Maret 1998 bertepatan dengan 1418 H dideklarasikanlah KAMMI, sebagai sebuah wadah khusus yang akan menyikapi kondisi Nasional yang semakin rumit, runyam dan bertumpuk persoalan lainnya.

Memang demikianlah dakwah mestinya. Ia tidak boleh berhenti pada ruang-ruang kajian, pada tanya jawab persoalan, pada kekaguman terhadap orang-orang shaleh yang telah mendahului, pada kesenangan berkhalwat dalam ibadah-ibadah yang panjang. Bahkan pada bacaan dan hafalan Quran yang bagus dan merdu. Dakwah bagaikan tanaman yang tumbuh di tanah yang subur, ia tumbuh dengan kekekaran akar, ia tegak dengan kekokohan batang, kerimbunan daunnya tempat bernaung dari terik panas dan guyuran hujan. Sementara disepanjang musim ia menghasil buah yang lezat dan ranum untuk dinikmati oleh sesiapa pun yang memetiknya.

Kemana para aktivis lembaga dakwah kampus selama ini? relatif setelah 20 tahun established lembaga dakwah kampus bukan berarti memalingkan diri dari kondisi bangsa yang tenggelam dalam sologan pembangun, namun bakal menyisakan luka dalam masa yang lebih panjang nantinya. Seperti sebuah rumah yang dari semua sisinya telah mengkhawatirkan; tiang dari moral pemimpinnya telah oyong dengan politik yang obsolut di dirinya, dinding-dinding dari pertahanan dan ekonomi kita sudah hampir roboh dan bahkan sebagiannya sudah harus disangga oleh bangsa lain yang tentu saja menyisakan hutang yang kian membelit, sementara atap rumah dari hukum kita sedikit lagi ambruk, bahkan sudah sebagian.

Sekali lagi kemana mereka? Jawaban singkatnya mereka sedang menyiapkan momentum.

“…Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk; dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri (di hadapan penguasa)…” (QS Al Kahfi : 13-14)

Pada satu pertemuan antara Fahri Hamzah dan Amien Rais membincangkan kerja sama masa dan tokoh (masa dimiliki KAMMI, tokoh dimiliki Amien Rais), Amien Rais menyampaikan, “Mas Fahri, kalau anda datang kepada saya dengan agenda kurang dari meminta Suharto turun, maka anda keliru.” Seperti itu diceritakan ulang oleh Fahri Hamzah pada pengantar bukunya Mahfudz Sidiq “KAMMI dan Pergulatan Reformasi.”

“Kalau rakyat bersmbunyi dan berbisik-bisik
ketika membicarakan masalahnya sendiri
penguasa harus waspada dan belajar mendengar.”

(Peringatan, Wiji Thukul )

0 komentar: