Deklarasi Malang
Bismillahirrahmanirrahim,
Didasari keprihatinan mendalam terhadapa krisis Nasional yang
melanda negeri ini, dan didorong tanggung jawab moral terhadap penderitaan
rakyat yang masih terus berlangsung, serta itikad baik untuk berperan aktif
dalam proses perubahan dan perbaikan, maka kami segenap mahasiswa muslim
Indonesia mendeklarasikan lahirnya:
“Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMMI)”
Selanjutnya, KAMMI menempatkan diri sebagai bagian tak terpisahkan dari
rakyat dan akan senantiasa berbuat untuk kebaikan bangsa dan rakyat Indonesia.
Malang, 29 Maret 1998
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)
Dewan Pengurus,
Ketua Umum,
Sekretaris Umum,
ttd
ttd
Fahri Hamzah
Haryo Setyoko
Pertemuan Forum Silaturrahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) ke X di Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM) itu betul-betul menyisakan sejarah tersendiri bagi
para aktivis dakwah kampus dan tentunya juga nanti bagi bangsa ini secara umum.
Memang bukan hasil keputusan FSLDK lahirnya KAMMI tersebut, tetapi tetaplah
mereka-mereka itu yang memiliki keresahan yang sama melihat situasi Nasional,
lalu menyempatkan, memutuskan untuk membentuk Tim Formatur khusus yang
beranggotakan 8 orang.
Dan hasilnya, pada siang Ahad itu pukul 13.30 (setelah agenda FSLDK
ditutup secara resmi), tanggal 29 Maret 1998 bertepatan dengan 1418 H dideklarasikanlah
KAMMI, sebagai sebuah wadah khusus yang akan menyikapi kondisi Nasional yang
semakin rumit, runyam dan bertumpuk persoalan lainnya.
Memang demikianlah dakwah mestinya. Ia tidak boleh berhenti pada
ruang-ruang kajian, pada tanya jawab persoalan, pada kekaguman terhadap
orang-orang shaleh yang telah mendahului, pada kesenangan berkhalwat dalam
ibadah-ibadah yang panjang. Bahkan pada bacaan dan hafalan Quran yang bagus dan
merdu. Dakwah bagaikan tanaman yang tumbuh di tanah yang subur, ia tumbuh
dengan kekekaran akar, ia tegak dengan kekokohan batang, kerimbunan daunnya
tempat bernaung dari terik panas dan guyuran hujan. Sementara disepanjang musim
ia menghasil buah yang lezat dan ranum untuk dinikmati oleh sesiapa pun yang
memetiknya.
Kemana para aktivis lembaga dakwah kampus selama ini? relatif setelah
20 tahun established lembaga dakwah kampus bukan berarti memalingkan diri dari
kondisi bangsa yang tenggelam dalam sologan pembangun, namun bakal menyisakan
luka dalam masa yang lebih panjang nantinya. Seperti sebuah rumah yang dari
semua sisinya telah mengkhawatirkan; tiang dari moral pemimpinnya telah oyong
dengan politik yang obsolut di dirinya, dinding-dinding dari pertahanan dan
ekonomi kita sudah hampir roboh dan bahkan sebagiannya sudah harus disangga
oleh bangsa lain yang tentu saja menyisakan hutang yang kian membelit,
sementara atap rumah dari hukum kita sedikit lagi ambruk, bahkan sudah
sebagian.
Sekali lagi kemana mereka? Jawaban singkatnya mereka sedang
menyiapkan momentum.
“…Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk; dan Kami telah
meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri (di hadapan penguasa)…” (QS Al Kahfi : 13-14)
Pada satu pertemuan antara Fahri Hamzah dan Amien Rais
membincangkan kerja sama masa dan tokoh (masa dimiliki KAMMI, tokoh dimiliki
Amien Rais), Amien Rais menyampaikan, “Mas Fahri, kalau anda datang kepada saya
dengan agenda kurang dari meminta Suharto turun, maka anda keliru.” Seperti itu
diceritakan ulang oleh Fahri Hamzah pada pengantar bukunya Mahfudz Sidiq “KAMMI
dan Pergulatan Reformasi.”
“Kalau rakyat bersmbunyi dan berbisik-bisik
ketika membicarakan masalahnya sendiri
penguasa harus waspada dan belajar mendengar.”
(Peringatan, Wiji Thukul )

0 komentar: