Visitors

Dari Ein-Syam menjadi Asy-Syams Pada akhirnya geliat dakwah kampus yang bermula di kampus-kampus besar di Indonesia itu kesampaian ju...

Hari-hari Bersama KAMMI (bagian 21)

Dari Ein-Syam menjadi Asy-Syams

Pada akhirnya geliat dakwah kampus yang bermula di kampus-kampus besar di Indonesia itu kesampaian juga ke Riau dan khususnya ke UIN Suska Riau. Saya kutipkan saja apa yang disampaikan oleh Buk Nurhasnah (kaderisasi pertama FKII Ein-Syam) dengan sedikit editing yang beliau minta untuk dirapikan.

“Awal berdirinya organisasi ini bernama FKII Ein-Syam beberapa waktu kemudian  menjadi FKII Asy-Syams. Ini merupakan hadiah dari Bang Wahyu Kurniawan (ketua senat masa itu) yang juga ketua FKII – sebelumnya – sebelum lembaga ini menjadi forum dakwah ikhwah atau organisasi berbasis dakwah Tarbiyah.”

“Kami ketika itu; Kak Fitri, Kak Inowati, Kak Idar, Heni Kusrini, Yuli Efrina Yeni, Maharani Nasution, Reni Susanti, Tri, saya sendiri dan Bang Wahyu Kurniawan datang menghadap ke Pembantu Rektor 3 waktu itu Pak Nasir Khalis untuk melanjutkan FKII Ein-Syam, dan Alhamdulillah langsung diberi izin. Sebetulnya kami ingin membentuk lembaga baru, tetapi kata beliau manfaatkan saja lembaga yang sudah ada (karena memang sudah tidak aktif setelah Wahyu Kurniawan terpilih sebagai ketua senat mahasiswa).”

“Pembentukan pengurus pertama FKII Ein-Syam (paska diserahkan) dilakukan di aula kampus IAIN Sukajadi yang dihadiri langsung oleh Pak Nasir Khalis dan Bang Wahyu Kurniawan. Sebagai ketua adalah Wismanto dan saya sebagai ketua kaderisasi. Tetapi karena dia tidak tarbiyah akhirnya dia pergi sendiri dari FKII. Ketua kedua FKII diamanahkan pada Abdurrahim yang masa itu masih ikut eksistensi di UNRI.

“Pembentukan pertama itu,” Kenang beliau, “Terjadi di hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1998 dengan pembinanya ust. Sujiat MA yang juga merupakan dosen di IAIN.”

Dan bila dulu sistem rekrutmen kader secara berkala itu langsung di bawah FKII Asy-Syams, maka beberapa tahun belakangan rekrutmen atau pembinaan tingkat dasar tersebut sudah ditangani di rohis-rohis fakultas. Ibarat pohon, pada awalnya ia memang hanya ada pokok atau batangnya saja, namun kini tunas-tunas yang tumbuh pun telah menjadi ranting yang kokoh.

Inilah sebaran organisasi dakwah yang berada di bawah FKII Asy-Syams di delapan fakultas; Forum Studi Nurul Ilmi (FS-Nuri) di fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Forum Ukhuwah Assalam (FU-Assalam) fakultas Tekhnik, Islamic Study Center Al-Iqtishodi (ISC Al-Iqtishodi) fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Farum Kajian Mahasiswa Syariah (FK-Massya) fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Psychcology Dahwah Centre Insight (PDC-Insight) fakultas Psikologi, Forum Study Islam An-Nahl (FSI An-Nahl) fakultas Pertanian dan Peternakan, Al Fata Al Muntazhar fakultas Usuluddin, dan Dakwah Communication Center Al-Fatih (DCC Al-Fatih) fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Disamping sepertinya mengambil semangat Sumpah Pemuda, kita bisa melihat bahwa keran mulai terbukanya dakwah kampus di UIN Suska Riau juga setelah masa Orde Baru Runtuh. Memang selintas pandang tidak ada hubungannya, bahwa FKII Ein-Syam juga adalah hadiah, bukan! Tetapi paska Reformasi itu ada semangat menggelora secara umum para aktivis (baik kiri atau pun kanan) di seluruh Indonesia. Gerakan-gerakan yang sebelumnya hanya eksis di kampus-kampus besar, atau hanya ada dalam kesanyapan, kini merambah ke mana-mana, sekarang berani tampil secara terang-terangan.

“Dakwah juga menikmati demokrasi. Para dai bebas berinteraksi dengan objek dakwah. Tapi, para pelaku kemungkaran pun bebas melakukan kemungkaran. Yang berlaku di sini bukan hukum benar-salah, tetapi hukum legalitas. Sesuatu itu harus legal, walaupun salah. Sesuatu yang benar tapi tidak legal adalah salah. Begitulah aturan main demokrasi.” Demikian tulis Muhammad Anis Matta dalam bukunya “Menikmati Demokrasi, Strategi Dakwah Meraih kemenangan.”

0 komentar: