Dari Ein-Syam menjadi Asy-Syams
Pada akhirnya geliat dakwah kampus yang bermula di kampus-kampus
besar di Indonesia itu kesampaian juga ke Riau dan khususnya ke UIN Suska Riau.
Saya kutipkan saja apa yang disampaikan oleh Buk Nurhasnah (kaderisasi pertama FKII
Ein-Syam) dengan sedikit editing yang beliau minta untuk dirapikan.
“Awal berdirinya organisasi ini bernama FKII Ein-Syam beberapa
waktu kemudian menjadi FKII Asy-Syams. Ini
merupakan hadiah dari Bang Wahyu Kurniawan (ketua senat masa itu) yang juga
ketua FKII – sebelumnya – sebelum lembaga ini menjadi forum dakwah ikhwah atau organisasi
berbasis dakwah Tarbiyah.”
“Kami ketika itu; Kak Fitri, Kak Inowati, Kak Idar, Heni Kusrini,
Yuli Efrina Yeni, Maharani Nasution, Reni Susanti, Tri, saya sendiri dan Bang
Wahyu Kurniawan datang menghadap ke Pembantu Rektor 3 waktu itu Pak Nasir
Khalis untuk melanjutkan FKII Ein-Syam, dan Alhamdulillah langsung diberi izin.
Sebetulnya kami ingin membentuk lembaga baru, tetapi kata beliau manfaatkan
saja lembaga yang sudah ada (karena memang sudah tidak aktif setelah Wahyu
Kurniawan terpilih sebagai ketua senat mahasiswa).”
“Pembentukan pengurus pertama FKII Ein-Syam (paska diserahkan) dilakukan
di aula kampus IAIN Sukajadi yang dihadiri langsung oleh Pak Nasir Khalis dan
Bang Wahyu Kurniawan. Sebagai ketua adalah Wismanto dan saya sebagai ketua
kaderisasi. Tetapi karena dia tidak tarbiyah akhirnya dia pergi sendiri dari
FKII. Ketua kedua FKII diamanahkan pada Abdurrahim yang masa itu masih ikut
eksistensi di UNRI.
“Pembentukan pertama itu,” Kenang beliau, “Terjadi di hari Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1998 dengan pembinanya ust. Sujiat MA yang juga merupakan
dosen di IAIN.”
Dan bila dulu sistem rekrutmen kader secara berkala itu langsung di
bawah FKII Asy-Syams, maka beberapa tahun belakangan rekrutmen atau pembinaan
tingkat dasar tersebut sudah ditangani di rohis-rohis fakultas. Ibarat pohon, pada
awalnya ia memang hanya ada pokok atau batangnya saja, namun kini tunas-tunas
yang tumbuh pun telah menjadi ranting yang kokoh.
Inilah sebaran organisasi dakwah yang berada di bawah FKII
Asy-Syams di delapan fakultas; Forum Studi Nurul Ilmi (FS-Nuri) di fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, Forum Ukhuwah Assalam (FU-Assalam) fakultas Tekhnik,
Islamic Study Center Al-Iqtishodi (ISC Al-Iqtishodi) fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial, Farum Kajian Mahasiswa Syariah (FK-Massya) fakultas Syariah dan Ilmu
Hukum, Psychcology Dahwah Centre Insight (PDC-Insight) fakultas Psikologi, Forum
Study Islam An-Nahl (FSI An-Nahl) fakultas Pertanian dan Peternakan, Al Fata Al
Muntazhar fakultas Usuluddin, dan Dakwah Communication Center Al-Fatih (DCC
Al-Fatih) fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Disamping sepertinya mengambil semangat Sumpah Pemuda, kita bisa
melihat bahwa keran mulai terbukanya dakwah kampus di UIN Suska Riau juga
setelah masa Orde Baru Runtuh. Memang selintas pandang tidak ada hubungannya,
bahwa FKII Ein-Syam juga adalah hadiah, bukan! Tetapi paska Reformasi itu ada
semangat menggelora secara umum para aktivis (baik kiri atau pun kanan) di
seluruh Indonesia. Gerakan-gerakan yang sebelumnya hanya eksis di kampus-kampus
besar, atau hanya ada dalam kesanyapan, kini merambah ke mana-mana, sekarang
berani tampil secara terang-terangan.
“Dakwah juga menikmati demokrasi. Para dai bebas berinteraksi
dengan objek dakwah. Tapi, para pelaku kemungkaran pun bebas melakukan
kemungkaran. Yang berlaku di sini bukan hukum benar-salah, tetapi hukum legalitas.
Sesuatu itu harus legal, walaupun salah. Sesuatu yang benar tapi tidak legal
adalah salah. Begitulah aturan main demokrasi.” Demikian tulis Muhammad Anis
Matta dalam bukunya “Menikmati Demokrasi, Strategi Dakwah Meraih kemenangan.”
0 komentar: