Sekembalinya dari DM 2, maka agenda yang saya gencarkan di
komisariat adalah diskusi. Inilah yang menurut saya oleh-oleh yang paling
berharga bila dibandingkan dengan yang lainnya. Selama lebih kurang tiga minggu
di Kamda KAMMI Bandung saya merasa betul dinamika intelektual para kader
di sana. Dan yang sangat berkesan itu adalah nuansa diskusi hingga larut malam.
Memang agenda yang tidak boleh lepas dari mahasiswa itu adalah
diskusi. Dalam psikologi perkembangan manusia itu disebutkan bahwa usia 1
sampai 20 tahun adalah dominasi fisik untuk bertumbuh, usia 21 sampai 40
perkembangan intelektual, dan 41 ke atas yang dominan adalah perkembangan spritual
manusia. Sementara mahasiswa rata-rata berusia antara 21 hingga 40 tahun,
karena itu agenda-agenda diskusi, tanya jawab, bedah buku, seminar dan nuansa
intelektual lainnya mesti mereka gemari.
Apalagi para aktifis mahasiswa. Hari-hari mereka tidak boleh lekang
dari menganalisa berbagai perkembangan, permasalahan bangsa dan masyarakat
dunia ini. Sebab kedalaman menganalisa persoalan itulah yang berpengaruh pada
cara bertindak yang tidak serampangan nantinya. Berbagai aksi yang mereka gelar
itu betul-betul telah diuji dengan diskusi-diskusi panjang, dialog dengan para
tokoh. Bahkan mereka juga telah menuliskannya di media masa sebagai uji publik awal
dari kevalidan persoalan yang mereka erami.
Sangat kita sayangkan kalau ada mahasiswa yang bergerak dengan data
seadanya dan lebih didominasi oleh emosional. Mereka bersuara dengan
selebaran-selebaran yang tumbuh hanya dari lintasan pikiran yang dibesarkan
oleh kebencian. Mereka mungkin lupa bahwa jaket mahasiswa yang mereka kenakan
akan luntur begitu bergerak tanpa mengenal substansi permasalahan.
Diskusi dan berbagai agenda kopdar lainnya itu juga jalan menuju
kematangan berfikir. Dan kematangan berfikir itu sangat dibutuhkan dalam
melihat keutuhan sebuah permasalahan. Maka para pelaku (peserta) demontrasi
harus mengerti apa yang sedang mereka suarakan, sehingga tidak menjadi Itik
yang sekedar ikut-ikutan dalam gerombolannya.
Saya kira di KAMMI Kredo gerakannya sudah sangat terang menerang, “KAMMI
adalah orang-orang yang berpikir dan berkehendak merdeka. Tak ada satu pun
orang yang bisa memaksa kami bertindak. Kami hanya bertindak atas dasar
pemahaman, bukan taqlid, serta atas dasar keikhlasan, bukan mencari pujian atau
kedudukan.”
Maka sejak saat itu berlangsunglah diskusi sekali seminggu pada
malam harinya. Di antara bahasannya adalah mendiskusikan Manhaj tugas baca
(Mantuba) dan isu-isu kekinian lainnya. saya sampaikan ke teman-teman bahwa
berapa pun peserta yang hadir diskusi harus tetap berlanjut. Bahkan kalau hanya
satu orang pun yang datang, bukalah buku dan baca hingga jam diskusi seperti
biasanya usai.
Organisasi itu produk kita, kalau kita kelola ia dengan cara
terbaik maka ia akan menghasilkan orang-orang terbaik. Sebaliknya kalau kita
perlakukan seadanya, ia pun hanya akan mengeluarkan kader yang ibarat pepatah hidup
segan mati tak mau.
Dalam lingkaran ini
Kita berfikir
Bertanya jawab
Sesekali juga berdebat
Namun dengan inilah kita tumbuh bersama
***
(y)
BalasHapusIzin share pak...
Monggo Febi..
BalasHapus