Visitors

As-Syifa Boarding School yang terletak di kabupaten Subang menjadi tempat untuk pelaksanaan DM2 KAMMI di tahun itu, 2008. Pesantren yang be...

Sepuluh Tahun Bersama KAMMI (bagian 14)

As-Syifa Boarding School yang terletak di kabupaten Subang menjadi tempat untuk pelaksanaan DM2 KAMMI di tahun itu, 2008. Pesantren yang berada di atas lahan 150 hektar itu baru berusia dua tahun, belum banyak tentunya bangunan yang megah seperti tahun 2011 ketika saya berkesempatan kedua kalinya ke sana membawa misi dari al-Ihsan Boarding School, Riau.

Pelaksaan DM2 yang berlangsung selama lima hari - 23 hingga 27 Juli – itu mengambil tema ‘Kaum Muda dan Cita Bangkitkan Kembali Indonesia’. Tema yang menggambarkan keinginan atau harapan besar kepada para pemuda supaya mengambil peran dalam setiap derap langkah perjalanan bangsa. Dan tentunya tidak sekedar hadir dalam satu fase kehidupan, tetapi meninggalkan jejak-jejak kebaikan dari kehidupan yang sekejap itu.

Dalam sejarah peradaban atau bangsa mana pun yang kita perhatikan, maka kehadiran pemuda selalu bertemu dalam momentum perubahan. Mereka seakan prasyarat dari munculnya perubahan itu sendiri. “Pemudalah,” kata nabi suatu ketika, “Yang menyambut dan mendukung dakwahku. Sementara orang-orang tua lebih banyak yang menentang dan memusuhiku.” Maka berderetlah nama-nama seperti Ali bin Abi Tholib, Mus’ab bin Umair, Umar bin Khattab, Arqam bin Abi Arqom, dan sahabat-sahabat lainnya.

Demikian pula dalam perjuangan bangsa kita, pemuda menjadi lokomotif dalam setiap lompatan sejarah. Serikat Islam (SI) 1905 didirikan Kyai Haji Samanhudi dalam usia 37 tahun, Budi Utomo 1908 didirikan Dr. Soetomo dalam usia 20 tahun bersama mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen), Muhammadiyah 1912 didirikan KH. Ahmad Dahlan dalam usia 43 tahun. Nahdlatul ‘Ulama (NU) 1926 didirikan oleh KH. Hasyim Asyari pada usia yang 51 tahun.

Sebut lagi misalnya Sumpah Pemuda 1928, kemerdekaan Indonesia 1945, pergantian rezim 1966, peristiwa Malari (malapetaka limabelas Januari) 1974, dan aksi besar-besaran dalam tuntutan Reformasi 1998. Aktor di sebalik itu semua adalah anak-anak muda atau mahasiswa.

Maka siang itu, di salah satu gedung pertemuan As-Syifa Boarding School dilakukanlah opening ceremony sebagai pertanda bahwa Daurah Marhalah 2 (DM2) segera dilangsung untuk lima hari ke depan. Dan untuk mengokohkan tema kepemudaan itu disampaikanlah pidato tentang peran pemuda masa lalu dan tantangannnya ke depan oleh perwakilan World Assembly of Muslim Youth (WAMY) yang datang dari Arab Saudi.

“Sesungguhnya sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya, semangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal serta berkorban dalam mewujudkannya. Keempat rukun ini, yakni iman, ikhlas, semangat, dan amal (serta pengorbanan) merupakan karakter yang melekat pada pemuda. Karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertakwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal (dan pengorbanan) adalah kemauan yang kuat. Hal itu semua tidak terdapat kecuali pada diri pemuda.” Demikian Al-Banna memaknai pemuda.


0 komentar: