Visitors

"Kenapa ada pejabat atau politisi yang sudah sekian lama berkiprah, tapi publik speakingnya buruk?"  Disela menunggu yang sakit sa...

"Kenapa ada pejabat atau politisi yang sudah sekian lama berkiprah, tapi publik speakingnya buruk?" 

Disela menunggu yang sakit saya sempatkanlah tadi malam mengikuti mengikuti Webinar terbatas dengan tema, "Public Speaking for Politician." Agenda ini ditaja oleh Politician Academy yang digawangi langsung oleh konsultan politik nasional itu, Bonggas Adhi Chandra. 

Choky Sitohang bertindak sebagai pembicara pertama, dan di antara yang disampaikannya ia mengutip teori Albert Mehrabian orang Iran berkebangsaan Amerika itu perihal adanya "3 V's of Communication" yaitu: 

Verbal, Voice dan Visual. 

Menurutnya yang paling berpengaruh dari 3 V tersebut adalah Visual yang presentesnya mencapai 55%, sementara Voice 38% dan Verbal diangka 7%. 

Bila kita berpidato, maka yang paling berpengaruh besar itu adalah sesuatu yang dilihat atau ditangkap oleh penglihatan mata, karena itu pedulilah kita dengan penampilan, apakah pakaian kita matcing atau tidak, rapi atau belum, termasuk gestur tubuh, senyuman, cara berdiri dan tatapan mata. Karena ada yang pidato melihat ke langit lebih sering atau menunduk, atau ke samping, atau bahkan menatap pada satu objek saja. 

Sementara 38 persen kedua yang terkait Vokal berkaitan dengan intonasi suara, cepat atau lambatnya. Pernahkah kita bosan mendengar orang berpidato? Nah ketika kita suatu hari yang tampil maka tinggalkan apa yang menurut kita membosankan itu. 

Untuk 7 persen yang ketiga yaitu Verbal maka bila kita berpidato jangan bertele-tele, pilih diksi terbaik, kata yang tepat untuk tingkat audiens yang tepat. 

Choky yang merupakan presenter dan aktor kawakan itu juga menyampaikan perihal berbedanya antara "Talk" dan "Speak" bila "Talk" lebih santai atau informal, maka "Speak" cenderung formal dan resmi. Itu sebabnya Publik Speaking bukan Publik Talking, itu juga alasannya kenapa Talk Show bukan Publik Show. 

Untuk sesi kedua Mas Bonggas mempersilahkan Bima Arya Sugiarto. 

"Saya mohon maaf karena menyampaikan materi ini di sela-sela rapat kami yang agak penting"  demikian Pak Wali Kota Bogor itu membuka sesinya. 

Diwaktunya yang tidak lama ia hanya menyampaikan bahwa semua publik speaker atau orator ulung sekarang atau dalam sejarah mempunyai kesamaan di antara mereka, yaitu karisma, subtansi dan penguasaan tekhnik komunikasi. 

Karisma erat kaitannya dengan konsistensi pikiran, kata dan sikap. Orang-orang yang tidak komitmen dengan pikiran, kata dan sikap perlahan ia sendiri yang menurunkan karismanya, ia kehilangan aura. Sementara untuk substansi maka sampaikan apa yang perlu disampaikan, karena seorang komunikator yang baik akan berhenti pada waktunya berhenti bukan pada panjangnya waktu yang tersedia. Dan untuk yang terakhir soal tekhnik komunikasi, maka banyak-banyaklah membaca, banyak mendengar dan sering praktek. 

So, sudah tahu kenapa setelah berlalu masa sekian lama pejabat dan politisi kita masih ada yang buruk publik speakingnya? (Wamdi)